Judul : Mengungkap Misteri Air
Mengubah Dunia dengan Kesadaran Baru
Penulis : Ir. Triwidodo Djokorahardjo, M. Eng
Nina Natalina, Ir Gede M Merada
Anand Khrishna
Penerbit: PT. One Earth Media
Cetakan : I, Juni 2005
Tebal : xxxiv + 96 halaman
ISBN : 979-99450-5-4
Rating : ****
Air! Kehidupan manusia tak lepas dari air, bahkan secara tidak disadari kehidupan manusia dikelilingi oleh air. Bumi dikenal sebagai planet air karena 70 persen bumi diliputi oleh air. Bukan suatu kebetulan jika ternyata tubuh manusiapun memiliki komposisi 70 persen air! Kenyataan ini menunjukkan bukti tentang pentingnya air bagi kehidupan manusia. Siklus kehidupan manusia semenjak berbentuk janin dimulai dari rahim seorang ibu yang terdiri dari 99 persen air. Ketika dilahirkan, manusia terdiri dari 90 persen air, Barulah pada saat dewasa air dalam tubuh manusia menyusut menjadi 70 persen dan tersisa kurang lebih 50 persen ketika manusia semakin tua dan meninggal. Seluruh uraian diatas menandakan bahwa hidup manusia sangat tergantung pada air.
Karena air demikian dekat dengan manusia tentunya air memiliki pengaruh yang besar terhadap kehdupan manusia, seberapa besar pengaruh air dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan seberapa besar air dapat dipengaruhi oleh pola pikir dan perasaan manusia?
Pertanyaan-pertanyaan itulah yang nampaknya akan dicoba dijawab dalam buku kecil “Mengungkap Misteri Air” ini. Buku yang disusun berdasarkan hasil diskusi bertajuk “Rahasia Air untuk Kemanusiaan Baru” yang diselenggarakan pada 12 Maret 2005 di Padepokan One Earth One Sky Humankind milik spiritualis Anand Krishna ini mengungkap penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Jepang Dr. Masaru Emoto yang sepanjang hidupnya meneliti tentang manfaat air. Hasil dari penelitian Dr. Emoto ini telah dipublikasikan melalui bukunya The Massage from Water, di mana melalui bukunya ini dunia dibuat terperangah!, lewat bukti-bukti yang tak terbantahkan ilmuwan ini menyatakan bahwa air, ternyata secara seketika mampu merespon pikiran dan perasaan manusia!
Kesimpulan yang mencengangkan dari Dr. Emoto ini dilakukan setelah ia dan timnya melakukan percobaan dengan cara mengambil sampel dari 50 jenis air yang kemudian dibekukan selama tiga jam dengan suhu – 20 derajat Celcius. Hasilnya akan terbentuk butiran es di permukaan air tersebut. Kristalnya akan terlihat ketika ada cahaya yang diarahkan padanya. Tak semua sampel air tersebut menghasilkan kristal yang sama. Kesimpulan awal yang diambil oleh Dr. Emoto adalah bahwa air yang berbeda akan menghasilkan kristal yang berbeda pula. Dari sini penelitian berlanjut, salah seorang penelitinya mengusulkan gagasan agar melihat apa yang akan terjadi jika air diperdengarkan musik. Dengan cara yang sederhana yaitu menempatkan sebotol air yang diapit oleh dua buah speaker dan diperdengarkan berbagai jenis musik, ternyata hasilnya mencengangkan. Air yang diperdengarkan musik-musik klasik karya Beethoven, Mozart, menghasilkan kristal-kristal air yang berbentuk sempurna. Sebaliknya, air yang diperdengarkan musik-musik heavy metal menghasilkan bentuk kristal yang jauh dari sempurna dan terpecah-pecah (hal. xx). Tidak puas dengan pengaruh air terhadap musik, penelitian dilanjutkan dengan mencoba mengetahui respon air terhadap kata-kata. Caranya, dengan menuliskan kata-kata seperti “terima kasih” dan “bodoh” pada sehelai kertas yang ditempelkan menghadap ke air pada dinding sebuah botol. Hasilnya pun sungguh luar biasa! Air yang diberi tulisan terima kasih membentuk kristal-kristal heksagonal yang sangat indah. Sementara air yang ditempelkan tulisan “bodoh” menghasilkan kristal yang tak utuh mirip dengan kristal tak sempurna dari air yang dieprdengarkan musik heavu metal.
Dari percobaan tadi akhirnya Dr. Emoto memberikan kesimpulan bahwa air mampu memberikan respon secara seketika terhadap pikiran dan emosi manusia.
Dari tersingkapnya misteri air yang ternyata bisa merespon keadaan lingkungannya inilah peranan air dalam kehidupan manusia semakin dirasakan penting. Melalui buku ini yang terdiri dari pandangan para pemerhati dan praktisi masalah air, masing-masing narasumber sesuai dengan keahliannya mencoba merespon dan memberikan pandangannya yang terkait dengan penelitian Dr. Emoto. Ir. Triwidodo Djokohardjo M.Eng (Ahli Sumber Daya Air) mengungkap bahwa sebenarnya bangsa Indonesia sejak jaman dahulu sudah memiliki kearifan dan kebijaksanaan dalam memandang air dalam kehidupannya. Adanya ritual-ritual dan doa-doa yang menggunakan air sebagai medianya membuktikan bahwa sebenarnya penemuan Dr. Emoto ini secara praktis telas dilakukan oleh masyarakat Indonesia sejak jaman dahulu kala. Nina Natalia (Direktur Operasional Yayasan Bina Usaha Lingkungan) menyampaikan mengenai manfaat air sebagai sumber daya energi alternatif yang harus mulai dikelola sebelum habisnya sumber daya energi minyak. Gede M. Mirana (wirausahawan, mantan konsultan eksplorasi energi) mengungkap bahwa bencana Tsunami di Aceh adalah mungkin saja akibat air yang merespon pikiran penduduk di Aceh yang telah lama dilanda kebencian dan kekerasan yang berlangsung terus-menerus.
Selain menyajikan pandangan para pakar dan praktisi air, buku ini juga menyajikan diskusi-diskusi berupa tanggapan dan tanya jawab selama diskusi berlangsung. Nampaknya buku ini memang disajikan apa adanya sebagaimana diskusi yang sedang berlangsung. Kalimat-kalimat yang dipergunakan dalam buku ini tampaknya sesuai dengan kalimat yang diucapkan oleh para narasumbernya, dengan demikian buku ini menjadi sangat mudah dibaca dan dipahami oleh siapapun. Foto-foto kristal-kristal air hasil percobaan Dr. Emoto disajikan dalam buku ini sehingga pembaca bisa melihat secara kasat mata bagaimana air merespon keadaannya. Buku ini ditutup oleh Anand Khrisna yang mencoba mengajak para audiens/pembacanya bahwa pembiacaraan tentang air yang tersaji dalam buku ini adalah salah satu Ayat Allah yang harus dipelajari dan direnungkan, karena seluruh kehidupan manusia adalah water-based, carbon-based.
Dalam buku ini selain mengungkap misteri air yang akan menyingkap pesan universal kepada pembacanya, buku ini juga berpotensi untuk mengubah cara pandang pembacanya terhadap kehidupan secara revolusioner. Namun jika Anda belum siap mengubahnya…hindari saja buku ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar