Menemukan air tanah memang tidak semudah menemukan dan memanfaatkan air permukaan. Tapi untuk mengetahui keberadaan air tanah pun bisa semudah melihat air permukaan melalui imajinasi kita jika kita mengetahui dimana sebenarnya air tanah itu berada. Menemukan titik lokasi dan cara pengambilan air tanah pun mempunyai cara yang spesifik dan sangat menarik. Apa saja yang harus kita ketahui?
Perlu diingat dan penting bahwa lokasi sumur air secara prinsip berada pada lahan yang terdiri 2 komposisi pokok: air dan media permeabel. Media permeabel ini, bisa terdiri dari tanah dan atau batuan, yang dapat dilintasi oleh air melalui pori-pori media tersebut. Kecepatan air yang melintasi media itu bisa bervariasi tergantung dari tingkat permeabilitas masing-masing media dalam kondisi tertentu. Indikasi keberadaan air tanah biasanya dapat diketahui dengan mengetahui tata letak dimensi media yang membawa air. Istilah media pembawa air tanah itu disebut sebagai Aquifer.
Sumur bor dianggap berhasil ketika kualitas dan jumlah air yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan utama rumah tangga dan komunitas. Pompa tangan memberi hasil yang terbatas, investigasi air tanah dapat memfokuskan tidak hanya mendapatkan tempat kuantitas air yang layak, tapi juga menemukan lokasi dengan pengambilan minimum dan dengan permeabilitas yang cukup untuk meminimalisasi penurunan muka air tanah. Oleh karena itu, setidaknya perlu sedikit pemahaman tentang hidrogeologi agar mendapatkan hasil pengambilan air tanah yang sesuai kebutuhan.
Contoh secara umum, diantara pengambilan 2 kubik meter per jam dari aquifer dangkal hingga 0,5 kubik per jam untuk yang lebih dalam merupakan hasil yang wajar untuk abstraksi pompa tangan. Selain itu di lingkungan kering atau gersang pengambilan kurang dari 0,5 kubik per jam dianggap sudah memadai.
Dalam area dengan sedimen yang tidak terkonsolidasi dan curah hujan yang tinggi, air tanah biasanya dapat ditemukan pada kedalaman dangkal. Beberapa kasus, hal tersebut cukup jelas bahwa tidak perlu investigasi yang spesial untuk menentukan lokasi sumur secara tepat. Sejumlah proyek pada dasarnya mengikuti pendekatan ini dan dapat diperkenankan penduduk lokal untuk memilih seluruh lokasi sumur.
Pada daerah yang memiliki air tanah pada kedalaman dangkal, seperti pada beberapa aquifer alluvial dan di area dengan pengisian air tanah yang signifikan baik dari hujan atau sumber air permukaan, menentukan batasan abstraksi yang dibutuhkan dengan menggunakan pompa tangan dapat dilakukan Investigasi hydrogeologi dengan cara yang paling sederhana. Sedangkan pada lingkungan pantai, yang biasanya terdapat air tawar dan air payau, metode geofisika diperlukan untuk membedakan antara kedua sifat air tersebut.
Teknik investigasi geofisika secara khusus berguna ketika kondisi subsurface relatif sederhana, sebagai contoh di area dengan lapisan batuan solid yang tertutup oleh zona pelapukan. Namun pada formasi yang rumit dan kompleks resolusi yang dihasilkan oleh geofisika kurang ideal. Sehingga untuk mendapatkan model subsurface yang mendekati ideal harus melakukan korelasi data dari beberapa hasil investigasi menggunakan pemboran dan survey hidrogeologi detil.
Dalam sedimen yang terkonsolidasi atau seperti di daerah vulkanik, penggunaan metode geofisika akan terbatas, tapi investigasi hidrogeologi detil dapat memberikan cukup informasi untuk menemukan titik lokasi pemboran.
Sedangkan investigasi menggunakan bor tangan dapat terbukti efektif di area alluvial, sayangnya teknik ini jarang dimanfaatkan bahkan hampir tidak pernah. Padahal untuk memantau fluktuasi muka air tanah lebih presisi dengan menggunakan alat ini.
Seringkali teknik yang digunakan terlalu mahal pada tahap permulaan investigasi, biaya investigasi dibebankan per titik lokasi. Padahal tidak perlu ada penambahan biaya investigasi per titik lokasi. Ketika teknik pelaksanaan direncanakan sebagai bagian dari proyek yang terintegrasi maka tingkat kesuksesan dapat bertambah dengan data saling terkorelasi antar satu titik ke titik lainnya, sehingga biaya proyek juga bisa berkurang.
Pendekatan eksplorasi air tanah dibagi beberapa tahap. Tahap pertama menggunakan informasi yang telah tersedia agar biaya yang dikeluarkan sedikit. Urutan tiap tahap menambah informasi semakin detil terhadap situasi subsurface sampai pada suatu pengetahuan yang ingin dicapai agar kepastian pelaksanaan pemboran berhasil dilakukan.
Inventarisasi data
- Data Geologi
- Data Hydrologi dan Klimatografi
- Untuk langkah yang paling sederhana dengan mendata prilaku keberadaan air pada Sumur Eksisting
Interpretasi Penginderaan Jarak Jauh (Remote Sensing)
- Satellite Imagery
- Aerial Photography
- Untuk langkah yang sederhana dapat menggunakan Googel Earth
Survey Hidrogeologi
- Analisis Geomorphologi
- Inventarisasi dan Pemantauan Water-points
- Pemantauan Hidro-klimatik
Survey Geofisika
- Electrical Resistivity; atau
- Seismic Refraction; atau
- Electromagnetic Profiling (EM); atau
- VLF Profiling
Eksplorasi Pemboran
- Handrilling
- Machine Drilling
- Pumping Test
- Water Sampling
Tahap demi tahap dari pendekatan untuk menentukan titik lokasi pemboran tersebut melengkapi informasi yang relevan agar melakukan dengan biaya yang dapat terkendali dan juga meminimalkan biaya pemboran. Ketika fase investigasi terlewati atau melakukan pemboran acak maka kesempatan untuk mendapatkan keberhasilan pada pemboran produksi sangat kecil dibanding dengan lebih dulu melakukan investigasi hidrogeologi dengan layak disekitar area proyek.
Dalam area tertentu, pada lahan yang terbentuk dari batuan pasir dan curah hujan yang tinggi, mendapat keuntungan dengan memiliki muka air tanah dangkal. Tanpa melakukan tahap kajian data terdahulu, cukup hanya melakukan survey hidrogeologi yang sederhana dan dibantu dengan pendekatan survey geofisika saja sudah sangat berguna, terutama dalam menentukan kuantitas penampungan air. Akan tetapi informasi yang sangat murah ini bisa diabaikan begitu saja, jarang dijadikan sebagai referensi untuk penyelidikan tahap berikutnya.
Selanjutnya, jika kuantitas dan kualitas air cukup baik dan sesuai dengan kebutuhan dalam radius tertentu, maka bisa segera dibuatkan rencanaan dan rancangan untuk abstraksi air tanah dengan menggunakan sumur gali. Tindakan tersebut akan lebih murah dan lebih baik tidak perlu meningkatkan biaya dengan pembuatan sumur dalam. Ini cara yang paling mudah untuk mendapatkan air, selain itu pertimbangannya adalah mengingat probabilitas sumur bor lebih rendah ketimbang sumur gali.
Disamping masalah teknis, juga harus diantisipasi masalah non teknis terutama yang berkaitan dengan kepentingan penduduk. Beberapa sumur biasanya dibawah pengurusan warga lokal, maka sebaiknya setiap pengguna sumur senantiasa rundingan dan membuat kesepakatan aturan penggunaan sumur. Dalam hal ini diperlukan komunikasi yang baik dengan komunitas lokal untuk menghidari potensi konflik terhadap pemilik, terutama masalah pengoperasian dan perawatan sumur yang baru dibuat. Sebagai tambahan, pemilihan lokasi harus mempertimbangkan resiko yang berasosiasi dengan polusi, erosi, banjir, kemudahan akses, dan rencana pengembangan area tersebut dimasa datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar